Rabu, 30 April 2014

TRINGGANI



PENCAK SILAT TRINGGANI

PENDAHULUAN
Seni Beladiri Silat / Pencak Siat merupakan salah satu warisan seni budaya Nenek Moyang bangsa Indonesia. Di dalamnya mengandung 3 unsur dasar yaitu:
a.       Unsur Olahraga
b.      Unsur Seni
c.       Unsur Bela Diri
Di Indonesia, terdapat banyak sekali aliran pencak silat. Pada umumnya, seni beladiri pencak silat ini terdapat unsur kerohaniannya ,yang dalam istilah bela diri disebut “Tenaga Dalam”. Rasanya hampir tidak ada seni beladir silat yg hanya mengandalkan kekuatan fisik /jasmani saja.
                Ditilik dari asal usul serta wirid/mantera yg digunakan dalam “Olah Kanuragan”ini, di indonesia terdapat banyak sekali aliran yg melatar belakanginya . diantaranya adalah Aliran Kejawen (bagi Suku Jawa/Aliran Kebatinan)yaitu dengan amalan/wirid yg berupa mantera mantera yg berbahasa jawa . ada juga yg dari agama yaitu dengan membaca doa /wirid menurut ajaran kitab suci, dengan jalan taqarrub atau mendekatkan diri kepada allah swt ,menghindari pantangan agama, taat ibadah , dan sebagainya.
                Di dalamnya hal ini, Padepokan Seni Bela Diri TRINGGANI yg di dirikan oleh Bp. Akbari Alfattah juga mempunyai dua unsur ajaran yaitu;
a.       Ajran jasmani merupakan jurus jurus persilatan.
b.      Ajaran rohani berupa , wirid/doa yg bersifat permohonan dan pendekatan diri kepada Allah swt , yg diamalkan dalam waktu tertentu .


RIWAYAT HIDUP
PENDIRI DAN GURU BESAR
PADEPOKAN SENI BELA DIRI SILAT (PSBDS) TRINGGANI.

Nama                                    :               AKBARI ALFATAH
Tempat, tanggal lahir      :               Tegal, 4 Juni 1928
Nama Bapak                       :               Nursit bin H. Mustofa
Nama Ibu                            :               Taliyah

                Beliau lahir di kota Tegal, Jawa Tengah . yaitu anak ke 5 dari 12 orang bersaudara dari pasangan keluarga Bapak Nursit bin H. Mustofa dan Ibu Taliyah.
                Sejak masih kanak kanak, tanda tanda kependekarannya sudah tampak. Beliau senang membela dan melindungi teman-temannya yg memerlukan bantuannya.
                Ilmu bela diri yg dimilikinya diperoleh dari kakak sulungnya yg bernama Muhammad Tujim yg menerima ajarannya dari Bp. Nursit (Ayahnya)
                Melihat anaknya yg bernama Akbari berbakat dalam ilmu bela diri Bp. Nursit langsung mengajarinya.
                Pada mulanya ajaran ini cukup berat bagi Akbari muda, namun karena kemauannya beliau tetap menekuninya hingga akhir .
                Pada usia yg masih muda (14 tahun) , Akbari muda sudah bergabung dengan Tentara Pelajar (TP). Karena tugas , sejak itu beliau harus berpisah dengan orang tua dan saudara saudaranya menuju medan juang menembus hujan dan desingan peluru melawan penjajah di berbagai daerah Republik Indonesia.
Allahu Akbar..
                Dalam perjalanan hidupnya sampailah bp. Akbari ke sebuah desa terpencil yg jauh dari keramaian kota, yaitu desa Pucung , Kec. Bancak, Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (+- 11 Timur Laut Kota Salatiga).
                Di desa yg terpencil inilah pemuda Abari berjumpa dengan seorang gadis mungil Astiqomah puteri Bp. H. Nursalim. Mungkin sudah suratan yg Maha Kuasa , kedua anak manusia ini akhirnya saling jatuh hati dan akhirnya mengikat tali pernikahan hingga di karuniai 2 orang anak, satu perempuan dan satu lagi laki laki (sekarang menjadi guru besar TRINGGANI)
                Desa terpencil ini telah menjadi pilihan tempat hidupnya hingga akhir Purna Yudha sebagai prajurit TNI Angkatan Darat.
                Pada saat BP. Akbari Alfattah berumur 65 tahun dan bertempat tinggal di Desa Pucung. Untuk mengisi masa pasca Purna Yudhanya beliau mengasuh Padepokan Seni Bela Diri Silat (PSBDS) TRINGGANI.
                Keberadaan PSBDS TRINGGANI ini telah dikenal dan dipercaya masyarakat luas khususnya bagi dunia persilatan si Jawa Tengah.  Hingga saat ini muridnya tersebar luas hampir di seluruh pelosok tanah air Indonesia .
 Yg tercatat di buku besar PSBDS TRINGGANI Pusat Desa Pucung, Bancak, Kab. Semarang (tahun 1991) telah mencapai jumlah 100 ribu lebih.
                Adapun perguruan cabang yg saat ini sudah resmi mendapat rekomendasi pendirian dari pusat diantaranya adalah di kota Salatiga, Tegal, Pemalang , Surakarta, Demak dan Jakarta.



RIWAYAT SINGKAT BERDIRINYA
PADEPOKAN PENCAK SILAT TRINGGANI

Ilmu bela diri yg dimiliki oleh bapak Akbari ini , merupakan warisan dari kakeknya bernama H.Mustofa. amanat ini beliau pegang teguh dan dikembangkan lewat keluarga terdekat dan sahbat sahabatnya hingga berkembang ke masyarajat luas.
                Kegiatan ini beliau mulai sejak tahun 1942.
Di tahhun 1945 sampai 1961, dimana keadaan negara Indonesia waktu itu masih kacau, kegiatan penyebaran ilmu beladiri ini berhenti total. Hal ini bisa kita maklumi karrena saat itu negara kita masih tegang-tegangnya merebut kemerdekaan dan mempertahankannya. Praktis konsentrasi beliau waktu itu yg hanya sebagai prajurit yg menjunjung tinggi Sapta Marganya dan hidup berpindah pindah sesuai tugas yg di embannya. Kegiatan pengembangan ilmu beladiri yg dimilikinya ini baru dimulai lagi pada tahun 1962.
                Pada tahun 1962 hingga pada tahun 1967 Padepokan Tringgani mulai dikenal masyarakat.pada waktu itu dunia kepartaian di indonesia sedang panas panasnya . masing masing partai inginmenonjolkan bahwa dirinya yg paling baik, paling besar, dan paling bisa membawa amanat rakyat. Semuanya mengaku pro UUD 45 dan sebagai Organisasi Pancasilais Sejati . dalam situasi persaingan partai seperti itu , orang merasa perlu membentengi diri dengan ilmu beladiri dan “kanuragan”. Mungkin hal ini yg menjadi salah satu sebab mengapa silat Tringgani waktu itu ditengok dan di datangi pemuda dari berbagai daerah , khusunya daerah Salatiga, Boyolali dan Kabupaten Semarang .
                Melihat situasi masyarakat dan perkembangannya yg cukup pesat, maka di bentuklah Organisai BARISN SHOLAWAT TEGAPATI yg sebenarnya adalah TRINGGANI juga. Nama baru ini dimaksudkan untuk mengembangkan sayap dari padepokan Silat Tringgani itu sendiri.
                Tahun 1965 , dikala sedang hangat hangatnya istilah NASAKOM, Barisan Sholawat TEGAPATI jelas jelas menolaknya, karena ajaran Komunis tidak masuk akal bila digabung dengan Nasionalis daan Agama . oleh karenanya Partai Komunis Indonesia tidak segan segan kampanye anti  TEGAPATI , bahkan sampai menganggap TEGAPATI sebagai antek antek Nakolim dan sebagainya.

3.1 HUJAN BATU DI DESA TUKANG KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
                hari itu tanggal 22 september 1965, Barisan Sholawat Tegapati mengadakan pelantikan pengurus ranting wilayah kecamatan salatiga uar kota , di Desa Tukang di rumah sdr. M. Thamrin.
Tidak kurang dari 500 anggota Tegapati hadir pada pertemuan tersebut. Sebenarnya anggota BS. Tegapati telah memperoleh informasi bahwa Pemuda Rakyat/PKI akan datang untuk mengacau dan membubarkan pertemuan itu. Ternyata , sinyalir ini benar.
Ketika rapat pelantikan dimulai, berhamburan batu batu dan potongan potongan kayu yg menghujani rumah dimana rapat pelantikan pengurus Tegapati itu dlaksanakan.
Maka dengan sigap semua anggota BS. Tegapati keluar dan menyerbu kerumunan para pelempar batu dan kayu tersebut.
Ternyata disamping batu dan kayu mereka bersenjatakan pula senjata tajam dan tongkat .
Karena kesigapan para anggota Tegapati , waktu itu berhasil ditangkap 15 orang pengacau .
Masya allah.....  beberapa diantaranya ada yg tercatat sebagai pemuda Ansor/Banser.
Setelah diusut, ternyata Gerakan Pemuda Ansor tersebut telah kena hasutan dan adu domba oleh pemuda rakyat.
Isu yg disuntikkan adalah bahwa waktu itu Tegapati akan menerang BP.Ansor . hal ini dilakukan Pemuda Rakyat karena mereka menganggap Tegapati adalah lawan politiknya .
Keadaan ini reda setelah pimpinan BP.Ansor setempat berpidato menyatakan penyesalan dan sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh pemuda rakyat . sedangkan Pemuda Rakyat pergi dengan tanpa membawa hasil.
Pada waktu pemberontakan PKI, yg terjadi tenggal 30 September 1965. Situasi di sekitar wilayah Perguruan Silat TEGAPATI tegang juga. Para pimpinan dan pejabat pemerintah yg ada pilih kasih terhadap rakyatnya . bahkan TEGAPATI sering mendapat ancaman dari pejabat setempat yg kebetulan anggota PKI.


3.2 MASA PENUMPASAN G 30 S PKI
                Saat saat menjelang pemberontakan G 30 S PKI situasi negeri cukup memprihatinkan. Mahal sandang pangan. Kemiskinan menyelimuti negeri, terutama di pedesaan termasuk di wilayah Tegapati berada . Rakyat bingung.
Terbetik berita bahwa di Jakarta, telah terjadi penculikan dan pembunuhan para jenderal. Karuan saja..... berita tidak jelas, karena waktu itu di desa alat komunikasi seperti radio masih sangat jarang. Sedangkan pemberitaan dari surat kabar simpang siur, tergantung surat kabar itu milik siapa dan dari golongan apa. Sedangkan kepala desa , satu satunya orang/sumber dimana rakyat untuk bertanya, sudah banyaj yg terpengaruh oleh aliran komunis.
Anjuran yg paling sering dikeluarkan dari para Kepala Desa adalah meminta agar rakyat tetap tenang. Dengan alasan, bahwa kejadian di Jakarta adalah masalah intern Angkatan Darat. Dan yg terbunuh adalah dewan jenderal.
Khusu di Desa Pucung, dimana BS. Tegapati berada, lurah menganjjurkana agar rakyat tidak membaca surat kabar selain Harian Rakyat.
Mendung pasti brlalu demikian kata pepatah !
Dengan ters merangkaknya waktu, semakin teranglah semua permasalahan yg ada. Operasi pembersihan Gerakan 30 September terus dilakukan oleh ABRI dan Organisasi masyarakat yg anti PKI.
Bagaimana Tegapati . . . . . ?
Bersama ABRI dan Ormas lainnya, Tegapati ikut operasi penumpasan G 30 S PKI di daerah Tegapati berada, terutama Kabupaten Semarang, Purwodadi, Boyolali, dan kodya Salatiga .

Dari kiprah juangnya itulah akhirnya Barisan Sholawat Tegapati semakin dikenal masyarakat luas hingga para pejabatnya.
Sumbangan lain yg telah dilakukan BS. Tegapati pada negara adalah ikut andil dalam menumbangkan ORDE LAMA dan ikut dalam gerakan KAPPI hingga terbentuknya PRDE BARU tanggal, 11 Maret 1966.


3.3 TOKOH TEGAPATI YANG AKAN DICIDUK PKI
                Sebelum jelas semuanya, siapa dalang pemberontalan/pembunuhan para jenderal  di Jakarta , rupanya PKI sudah siap dengan lubang buayanya sampai di pelosok tanah air. Waktu itu tanggal 20 Oktober 1965, di Desa Tukang terjadi penggedoran rumah Sdr. M Thamrin dan Sdr. Jumadi BA . tokoh Tegapati. Sementara itu kira kira 20 orang tak dikenal masuk desa pucung di malam hari dengan senjata api dengan Stand Gun dan LE, tetapi belum sampai masuk wilayah desa Pucung sudah diketahui oleh warga Tegapati yg saat itu jaga di pinggir desa.
Di desa Karangsalam Salatiga Luar Kota, rumah kediaman Sdr. Suwarno juga anggota Tegapati dikepung sejumlah Pemuda Rakyat/PKI. Dengan lindungan Allah swt. Sdr. Suwarno dapat menyelamatkan diri.
Setelah penumpasan G 30 S PKI selesai, diketemukan bahwa memang tokoh tokoh Tegapati tersebut ada dalam daftar hitam milik PKI yg siap dilenyapkan/dibunuh. Urut urutan tokoh Tegapati yg akan dimusnahkan adalah
1.       Bapak Akbari Alfattah
2.       Bapak Thamrin
3.       Bapak Jumadi
4.       Bapak Suwarno
5.       Bapak M. Misri
6.       Bapak Anwar Ismail
7.       Bapak Zaenal Abidin
Adapun lubang lubang yg di persiapkan untuk “menanamnya” ada di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
Dokumen tersebut dikettemukan di rumah tokoh PKI desa Rejosari, Kecamatan Bancak.

3.4 TRINGGANI PECAH
                Dengan makin besarnya arus perkembangan PSBDS TRINGGANI di berbagai daerah, Guru besar TRINGGANI Bapak Akbari Alfattah secara organisatoris memberi wewenang Sdr. Imam Sumarmo BA anak buah PSBDS TRINGGANI yg berdomisili di Kodya Salatiga untuk memimpin TRINGGANI cabang Salatiga, sedangkan TEGAPATI dipegang langsung oleh Bp. Akbari Alfattah yg berkedudukan di desa Pucung, Kecamatan Bancak.
Dalam perkembangan selanjutnya, rupanya wewenangyg diemban oleh Sdr. Imam Sumarmo BA ini dimanfaatkanuntuk kepentingan pribadinya. Dengan menumpang nama TRINGGANI yg sedang naik daun, ia mengembangkan bela diri CEMPAKA PUTIH yg dahulunya bernama TRINGGANI CEMPAKA. Hubungan antara Imam Sumarmo dengan  guru besar TRINGGANI bukan lagi sebagai murid dan guru , namun sebagai padepokan tandingan. Sedangkan TRINGGANI CEMPAKA dengan TEGAPATI merupakan dua kekuatan yg saling bermusuhan. Bahkan pernah terjadi pertarungan massal antara TRINGGANI CEMPAKA dengan TEGAPATI, yg akhirnya terpaksa berurusan dengan yg berwajib . dan keduanya sempat menjadi pengawasan ketat dari aparat keamanan negara.
Dalam membina muridnya Imam Sumarmo memberikan ajaran lahiriyah dan batiniyah. Khusus ajaran  bathiniyahnya dijalankan mirip dengan cara di TRINGGANI yg asli. Adapun ilmu yg di ajarkannya tidak jelas.
Persaingan yg sangat hebat ini mereda setelah Imam Sumarmo meninggal dunia kaarena kecelakaan lalu lintas. Namun demikian sampai kini masih ada sebagian murid Imam Sumarmo yg masih bertahan dan menganggap Imam Sumarmo adalah guru besar TRINGGANI mereka yg berkedudukan di Kodya Salatiga.

3.5 TEGAPATI KEMBALI KEPADA INDUKNYA
                Setelah keadaan negar a Indonesia tenang, yaitu semenjak Orde Baru memegang pemerintahan , BARISAN SHOLAWAT TEGAPATI meleburkan diri kepada induknya yaitu TRINGGANI.
Hal ini dikarenakan adanya anggapan dan penilaian sementara orang (masarakat) terhadap istilah/TEGAPATI sebagai aliran keras, karena mempunyai arti “BERANI MATI”, walaupun sebenarnya tidaklah demikian.
Fusi (penggabungan) antara TEGAPATI dan TRINGGANI ini terjadi pada tanggal, 5 Juni 1967.

3.6 AZAS DASAR TRINGGANI
                Dengan semboyan “Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya Pada Diri Sendiri Dan Dapat Di Percaya Orang Lain” berdirilah PSBDS TRINGGANI.
Sasaran utmanya adalah generasi muda agar mempunyai kemampuan mandiri dengan :
ü  Berbakti kepada Allah SWT.
ü  Berbakti kepada Bapak dan Ibu
ü  Berbakti kepada Guru
ü  Berbakti kepada Nusa, Bangsa dan NKRI.
ü   Berbakti dan menghormati kepada sesama umat
Sebagai organisasi beladiri, azas yg di anut PSBDS TRINGGANI adalah azas “independen” TRINGGANI tidak beriltrasi pada parpol / ormas tertentu.
Organisasi ini semata mata bergerak di bidang Olahraga dan pembinaan mental spiritual generasi muda. Demikianlah riwayat singkat PSBDS agar dapat diketahui dan dimengerti oleh seganap murid dan masyarakat pada umumnya.

PADEPOKAN SENI BELA DIRI SILAT (PSBDS)
TRINGGANI

A.      GERAKAN SILAT/JURUS

Sebagaimana halnya dengan ilmu ilmu silat pada umunya PSBDS TRINGGANI juga mempunyai dasar dasar gerakan tubuh (jurus) yang khusus.
Secara garis besar gerakan/jurus silat TRINGGANI dapat di bedakan  menjadi 2 macam, yaitu :

1.       JURUS/GERAKAN LAHIR
Gerakan lahir ini terdiri dari 9 jurus, masing masing gerakan Di dasarkan/ di ambil dari bentuk huruf TRINGGANI yaitu: T, R, I, N, G, G, A, N, I. Dan masing masing jurus pokok ini cabang dan pecahannya. Secara keseluruhan terpadu dalam sebuah rangkaian gerakan yg padat dan menarik.
Gerakan lahiriyah ini dapat dan boleh di ikuti oleh semua umur, semua kelamin, agama, dan suku bangsa apapun. Asal mau dan memenuhi persyaratan yg ditetapkan oleh padepokan.

2.       JURUS/GERAKAN BATHIN
Lain halnya dengan gerakan lahir, gerakan bathinnya pada PSBDS TRINGGANI tudak boleh diikuti oleh sembarang orang. Untuk mengikutinya , harus memenuhi beberapa kriteria dan persyaratan persyaratan  tertentu.
Pada intinya, gerakan bathiniyah ini dilakukan dengan do’a dan bersabdarkan dirikepada “Ridlo Allah SWT” tanpa tawwasul (perantara), baik materi maupun lainnya .
Yaitu dengan mengamalkan wirid “Kidzib/Do’a” yg tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist nabi Muhammad SAW.
Persyaratan persyaratan tersebut adalah
a.       Agama islam
b.      Taat beribadah
c.       Menghindari pantangannya terutama 5 M
1)      Main/Judi
2)      Minum/minuman keras yg memabukkan
3)      Madon/melacur/hubungan sexual diluar nikah
4)      Madat/menghisap ganja/narkotika/candu
5)      Maling/mencuri
d.      Tidak takabbur/sombong/congkak
e.      Mengamlkan wirid wirid yg sudah ditentukan aturannya
f.        Dan lain lain aturan ygditentukan (pesan guru)

B.      TRINGGANI BUKAN LUAR BIASA
Ilmu silat yg di ajarkan dalam TRINGGANI, baik yg lahir maupun yg bathin tidaklah luar biasa. Mereka yg sudah mengamalkan kebathinannya pun tidak kebal senjata. Bahkan gurunyapun bukan orang luar biasa yg kebal senjata , namun seperti kita juga layaknya. Tidak ada yg istimewa bagi “guru besar” TRINGGANI. Semua yg dilakukan semata mata hanyalah  mengharap ridlo dari allah swt tidak lain.
Jika Allah swt meridloipermohonan kita, terkabullah apa yg kita minta , sebaliknya jjika Allah tidak meridloinya tentu harapan kita takkan berhasil.
Allah maha Rahman dan Rahim cinta kasih kepada hambaNya, yg senantiasa taat dan bertaqwa kepadaNya. Hanya do’a yg khusu’ tulus dan sungguhlah yg akan dikabulkanNya.

C.      IDENTITAS DAN JATIDIRI PSBDS TRINGGANI
Seperti halnya Padepokan Seni Bela Diri pada umunya, PSBDS TRINGGANI juga mempunyai tanda dan pakaian seragam latihan yg khusus yaitu:
-          Pakaian seragam Bawah Hitam Atas Kuning dan pakai bet organisasi yg ditentukan.
-          Sabuk/Ban disesuaikan dengan kelas/tingkatannya
a.       Sabuk putih        : tingkat awal / I
b.      Sabuk hijau         : tingkat II
c.       Sabuk kuning     : tingkat III
d.      Sabuk cokelat    : tingkat IV
e.      Sabuk cokelat
Seret kuning      : untuk assisten pelatih
f.        Sabuk hitam       : pelatih

D.      LOGO PSBDS TRINGGANI
A.      Arti Tulisan Logo TRINGGANI
T : Tiada daya dan upaya serta kekuatan selain dari allah swt
R : Resapilah ilmu bela diri TRINGGANI
I  : Ingat selalu mengamalkan ajaran PSBDS TRINGGANI
N : Niat dan mantap dalam menerima ajaran beladiri
G : Gunakan akal fikiranmu dengan kesadaran
G : Gerak langkah Generasi Muda menghidupkan kebudayaan Bangsa
A : Amal yg baik merupakan sendi kehidupan manusia
N : Niscaya selamat sentausa atas ridlo Allah swt
I  : ingat selalu petunjuk guru, menjauihi larangan 5 M
B.      Arti Tulisan B S T
BST singkatan dari Barisan Sholawat Tringgani yg bisa di artikan sebagai Pedoman Hidup bagi anggota Tringgani yaitu:

B :                           -Budi luhur
                                -Beragama
                                -Berkarya
                                -Beramal Sholeh
                                -Berjuang
                                -Bersemangat
S :                           -Sopan santun
                                -Sedikit bicara banyak kerja
                                -Selamat sejahtera
                                -Sabar dalam berbagai bidang
T :                           -Tingkah laku yg baik
                                -Tekad yg kuat tak putus asa
                                -Tenang dan Damai
                                -Teguh hati dan disiplin
               
PANCA MARGA TRINGGANI

1.       Kami anggota PSBDS TRINGGANI , berusaha meneruskan Warisan Kebudayaan Nenek Moyang, selaras dengan tradisi Bangsa Indonesia
2.       Kami anggota PSBDS TRINGGANI, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kebenaran , kejujuran dan keadilan
3.       Kami anggota PSBDS TRINGGANI , setia dan tunduk kepada orang tua dan guru
4.       Kami anggota PSBDS TRINGGANI , memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada agama serta damai hidup di kalangan masyarakat
5.       Kami anggota PSBDS TRINGGANI , siap sedia berbakti kepada Bangsa, Negara, dan Pembangunan.
               

Selasa, 08 April 2014

legenda Si Jampang

Rumah besar yang berada dipunggung sebuah bukit kecil menjulang tinggi. Bukit itu disebut Gunung Kepuh. Rumah itu merupakan sebuah perguruan bela diri yang terkenal seantero betawi. Pemimpin dari perguruan itu bernama Ki Samad (Shomad). ia seorang jawara yang terkenal dan sulit dicari tandingannya. Pak Samad atau Ki Samad mempunyai dua murid kesayangan yang bernama Jampang dan Sarba. Kedua pemuda itu kononnya selain gagah dan tampan, juga mempunyai ilmu silat yang tinggi dan tangguh.Setelah sekian lama Jampang dan sarba menuntut ilmu. Tibalah waktunya mereka untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Inti ringkasan dari nasehat Ki Samad yang selalu mereka ingat adalah “Harus berhati-hati menggunakan ilmunya. Jangan sampai di amalkan di jalan yang salah “.
Di tengah perjalanan Jampang dan Sarba mampir di sebuah warung nasi. Disana melihat Gabus dan  Subro, dua orang anak buah Juragan Saud (Gan Saud), seorang tuan tanah.  Dua orang ini suka berbuat semena-mena, selalu berbuat onar dan pada waktu itu mereka makan spesial di warung itu, tapi mereka tak mau membayarnya.
Jampang dan Sarba pun tak mau tinggal diam. Mereka menghadapi centeng-centeng yang sombong itu. Gabus dan Subro merasa terkejut melihat ada dua orang pemuda yang berani menghalangi tindakan mereka. Selama ini setiap orang selalu takut dan tunduk kepada mereka.
Mereka meremehkan Jampang dan Sarba. Saat terjadi pertarungan, mereka kena batunya ternyata Jampang dan Sarba bukanlah orang biasa. Disinilah nama Jampang dan Sarba menjadi terkenal. Kedua centeng itu dibuat kewalahan, dan mereka berhasil kabur membawa dendam yang membara.
Konon ceritanya setelah menangani kedua tokoh itu, Jampang dan Sarba berpisah menuju kampung halamannya masing-masing.
Dikampungnya, Jampang mengajarkan ilmu pengetahuan silatnya ke santri-santri Haji Baasyir. Salah satu ucapan beliau,  “Sebagai seorang Muslim, kita tidak boleh lemah. Kita harus kuat agar bisa membela diri dan melindungi orang yang lemah  dari para penjahat”.
Haji Baasyir sangat menyukai pemuda yang bersemangat seperti Jampang. Suatu hari, ia memberi tugas kepada Jampang untuk mengantarkan sebuah surat ke adik seperguran H. Baasyir yang bernama Haji Hasan yang tinggal di Kebayoran.
Jampang seorang sayang dan patuh ke H. Baasyir dan menerima tugas itu dengan senang hati.
Selepas dzuhur, Jampang telah berada di daerah Kebayoran dan melihat serombongan pejabat sedang mengontrol daerah kekuasaan mereka. Para penduduk yang berada di pinggir jalan menunduk seraya memberi hormat layaknya seorang raja jaman dahulu memberi hormat.
Jampang merasa kesal. Untuk apa mereka memberi hormat seperti itu. “Sekarang bukan jamannya raja-raja. Setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Jadi apa perlunya memberi hormat seperti itu. Kekesalannya membuat tekad di hati dan pikirannya untuk membela dan berjuang hak-hak rakyat kecil.
Saat Jampang sedang di dekat aliran sungai, ia mendengar suara seorang wanita menjerit meminta pertolongan. Tampak dimatanya dia melihat seorang laki laki kasar sedang hendak berbuat senonoh kepada seorang wanita yang baru selesai mandi. Laki-laki bejat ini bernama Kepeng, anak buah Si Jabrig, jawara daerah itu. dan Gadis itu bernama Siti putri Pak Sudin.
Dia pun marah dan menolong wanita tersebut. Pertarungan sengit tak bisa dielakkan. Dengan kesaktiannya Jampang berhasil mengalahkan Kepeng
Jampang  mengantar Siti ke rumahnya. Lalu Pak Sudin orang tua Siti mengantar beliau ke rumah Pak Haji Hasan untuk mengantarkan sebuah surat titipan Haji Baasyir ke Haji Hasan.
Ternyata surat itu berisi anjuran agar Haji Hasan menyuruh agar anak-anak muda asuhan beliau untuk belajar ilmu beladiri. Dengan demikian mereka mampu menjaga keamanan di daerahnya. Memang kala itu tanah-tanah di pinggir kota betawi sering tidak aman. Dan Jampang mendapat tugas untuk melatih para pemuda itu.
Jampang pun melakukan tugasnya dengan baik. Dididiknya para pemuda dengan sungguh-sunguh. Kehadiran Jampang di daerah itu membuat Jabrig dan anak buahnya merasa tidak aman dan berniat menyingkirkan beliau.
Namun, Jampang bukan pemuda sembarangan. Ia adalah jebolan perguruan silat Gunung Kepuh. Gebrakan Jabrig dancurkann anak buahnya tidak berarti apa-apa. Ia bahkan mampu menghancurkan gerombolan itu. Keadaan kampung pun menjadi aman.
Hancurnya gerombolan Si Jabrig membuat tugas Jampang selesai. Ia pun segera pamit untuk kembali ke kampung halamannya. Hal ini membuat nama Jampang kembali terkenal karena kehebatannya.
Setibanya dikampung, sebuah fitnah menanti. Sebuah fitnah yang dibuat Subro dan Gabus yang menyatakan bahwa Jampang telah mencuri dua ekor kerbau milik Juragan Saud. Mereka yang pernah dikalahkan jampang ternyata masih merasa dendam dan mereka ingin menjebloskan Jampang ke penjara dengan cara melaporkan Jampang ke pihak kepolisian.
Jampang tahu bahwa ini adalah sebuah Jebakan. Beliau menghadap Haji Baasyir untuk diberi petunjuk. Haji Baasyir menyarankan Jampang untuk menemui Juragan Saud dan menyadarkannya.
Akhirnya Jampang pergi ke rumah Juragan Saud. Disana ia malah mengambil kerbau dan dan barang-barang berharga milik Juragan Saud lalu membagikannya kepada masyarakat kecil yang membutuhkan.
Juragan Saud yang kesal kepada Jampang yang ia fitnah, malah telah merampoknya. Ia meminta kepolisian agar mengerahkan pasukannya untuk menangkap beliau.
Polisi pun dikerahkan dimana-mana. Mereka berhasil  menemukan Jampang. Beberapa dari mereka telah menembak Jampang hingga tewas.
Namun mithos yang telah beredar Jampang tidaklah tewas. Dengan kesaktiannya, Jampang mengelabui mereka dengan mengubah sebuah gedebong (batang pohon) pisang seolah-olah menjadi dirinya. Jadi yang bunuh mereka adalah sebuah gedebong pisang, bukan jampang sebenarnya.
Setelah keadaan aman Jampang menikahi Siti anak dari Pak Sudin, orang yang pernah ditolongnya dulu.

Si Pitung

Si Pitung, adalah seorang tokoh pahlawan lokal asli dan sudah melegenda di benak rakyat Betawi. Nama besarnya sudah sangat terkenal di zamannya dan sangat ditakuti lawan dan disegani kawan. Dia semacam “Robin-hood” asli Indonesia. Si Pitung selalu membela rakyat kecil dari penindasan dan penjajahan kompeni. Bagi VOC , Pitung merupakan potensi ancaman terbesar bagi kelangsungan usaha mereka di Batavia saat itu.
Berikut kilasan sejarah Si Pitung yang melegenda tersebut:
Pitung merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan suami-istri Piun dan Pinah.Si Pitung, berdasarkan cerita rakyat (folklore) yang masih hidup di masyarakat Betawi, sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Dia, menurut istilah Betawi, ‘orang yang denger kate’. Dia juga ‘terang hati’, cakep menangkap pelajaran agama yang diberikan ustadznya, sampai mampu membaca (tilawat) Alquran. Selain belajar agama, dengan H Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya–, juga belajar ilmu silat. H Naipin, juga guru tarekat dan ahli maen pukulan. Masa mudanya, dihabiskan dengan mempelajari ilmu silat dengan pengawasan gurunya di Rawabelong. Selama mempelajari silat, Pitung juga memperoleh ilmu kekebalan.
Kehebatan gerak silat Pitung diuji ketika usai menjual kambing di Tanah Abang. Uang hasil penjualan dicopet segerombolan pemuda. Terjadilah perkelahian dengan kawanan pencopet. Dalam beberapa jurus, seluruh copet kampung itu terkapar ditanah. Melihat kehebatan korbannya, kawanan pencopet itu malah meminta agar Pitung menjadi pemimpin mereka.
Menjadi pemimpin pencopet, Pitung mulai beraksi. Namun kali ini korbannya bukan warga biasa karena ia pernah berjanji untuk membela warga yang lemah. Selama belajar silat itu, Pitung merasakan kehidupan orang Betawi dan Belanda (Eropa) sangat kontras. Dibalik penjajah yang disebut tuan besar, termasuk tuan-tuan tanah yang hidup mewah, Pitung melihat penderitaan rakyat kecil di sekitarnya.
Kondisi inilah yang membuat ia suka melakukan perampokan terhadap orang-orang kaya dan tuantuan tanah, yang membelenggu petani dengan berbagai blasting (pajak). Hasil rampokannya itu dibagi-bagikan kepada masyarakat miskin.
Menurut buku Sejarah Kampung Marunda yang diterbitkan Dinas Pariwisata dan Permuseuman DKI Jakarta, beberapa kali Si Pitung ditangkap dan dipenjarakan, tetapi selalu dapat meloloskan diri. Karena itu, ia dijadikan legenda, bisa menghilang dan tidak mempan oleh peluru. Karena aksi-aksinya yang membuat panik penjajah dan keamanan di Batavia terganggu, Belanda pun menugaskan Scehout (kepala polisi) memimpin operasi penumpasan.Salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Bang Pitung disebut Rawa Rontek. Gabungan antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi. Dengan menguasai ilmu ini Bang Pitung dapat menyerap energi lawan-lawannya. Seolah-olah lawan-lawannya itu tidak melihat keberadaan Bang Pitung. Karena itu dia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Menurut cerita rakyat, dengan ilmu kesaktian rawa rontek-nya itu, Bang Pitung tidak boleh menikah. Karena sampai hayatnya ketika ia tewas dalam menjelang usia 40 tahun Pitung masih tetap bujangan.
Karena melihat kesaktian Pitung, Scehout(kepala polisi) mencari cara untuk melumpuhkannya. Mulai didekatilah orang-orang yang mengenal Pitung untuk mengetahui kelemahannya. Karena dikhianati salah satu kawannya, Pitung ditembak oleh Scehout Heyne dan pasukannya, dengan peluru emas yang khusus disediakan untuk melawan kesaktiannya. Hal ini dilakukan karena Si Pitung tidak mempan ditembak dengan peluru biasa.
Sampai kini, tidak diketahui letak makam ‘Robin Hood dari Betawi’ ini. Ada yang menyebutkan, penembakan terjadi di Jembatan Haji Ung, Kemayoran. Mayatnya dikuburkan dengan kepala dan badan terpisah. Kepalanya dikubur di dekat pabrik arak dan badannya dikubur di daerah Bogor. Sampai akhir hayatnya, Pitung tidak sempat berkeluarga. Versi lain menyatakan, mayatnya dikubur di daerah Pejagalan, Jakarta Barat, dan dijaga militer selama enam bulan.
Rumah Si Pitung yang terletak di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, diperkirakan dibangun pada abad ke 19. Si Pitung sendiri lahir di Rawa Belong, Jakarta Barat. Karena keberaniannya melawan penjajahan Belanda membuat nama si Pitung menjadi buah bibir masyarakat masa itu hingga kini.